Senin, 29 Oktober 2012

Tentang pikiran pikiran di Pesawat

Pesawat yang mengambang di antar kotamu dan kota itu
di antara udara dan cuaca yang terjebak di ranting ranting pegunungan
dan aku duga sebentar menjatuhkan juga tubuh pesawat
karena tak sengaja tersangkut di salah satu pucuknya,
yang tak henti kemudian berguncang seperti melewati jalan berbatu
yang menampung tubuh ku dan tubuh mu

Lampu-lampu padam kecuali lampu tanda perintah
memasang sabuk pengaman, para pramugari menjadi panik
wajah cantiknya jadi tak menarik

Sejumlah anak kecil menangis, orang orang tua ketir
dan berpegang pada doa, pada lengan lengan Tuhan.

Aku takut dan menghabiskan semua sisa airmata
sebab sungguh tidak tau harus berpegangan di mana

Mana lenganmu? Ulurkan kedua lenganmu!

Maka aku menyembunyikan takut ku dan kedua tangan
ke dalam jarimu yang dangkal dan basah

Aku melihatmu di sana mejaga keseimbangan tubuh
yang juga mungkin tiba tiba limbung
sedang mencari sisi lenganku yang lain untuk berpegangan

Tidak ada yang sanggup aku katakan kecuali ingatan tentang
catatan yang ku tulis sebelum berangkat :

"Tidak ada alasan untuk takut lagi, kau pasti akan tiba
dengan selamat, sebab utuh tubuhmu tertinggal di sini
di tubuhku yang menjaga tabah menunggu selapang padang"

Selepas ku ucapkan itu, tiba tiba terdengar 
satu kalimat dari pengeras suara.
beberapa saat lagi pesawat akan mendarat.

sanur 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar