Senin, 13 Agustus 2012

Di belokan ketiga di Jalan Sumatra


Di belokan ketiga di Jalan Sumatra,
kamu berhenti pada bayang-bayang pohon akasia.
Seperti semula, kota ini tidak menawarkan apa-apa kecuali
rindu yang diseret sepanjang trotoar.

Rindu yang lahir dari pecahan kenangan tentang masa kecil,
tentang lapangan tenis yang lengang, tentang sepeda angin yang kita
kayuh sekuat nafas ku memburu pita merah muda yang kau ikat di pedal.
Tentang jalan lubang yang menjadi petualangan paling dahsyat.

Tentang belokan ketiga di Jalan Sumatra,
di tepi pura tua yang teduh, bau dupa dan
bunga yang tercecer di halamannya.

Kenangan seperti kota ini, senantiasa memperbarui dirinya
senantiasa menutup luka, serta lubang
yang menjerat kita berpusar
dalam batas tanpa tepi.