Rabu, 10 Desember 2014

Ladang Hati

Tiap hari pelan pelan perempuan itu menyemai bebiji macam macam pohon.
"Ladang ini terlalu luas untuk sekedar lapang.." Ujar perempuan itu suatu kali
Maka Dia, seorang laki laki sederhana, merelakan sehampar tubuhnya -juga hatinya
di tanami berbagai pohon. 
"Musim hujan kelak, saat waktunya pohon menyemai bunga menjadi buah.
Ladang ini akan ramai oleh burung. Aku menyebutnya sebagai kebun burung"

Dia tahu semenjak semula,
perempuan itu memang pandai menanam pohon. Maka ia biarkan jari jarinya
menelusuri setiap jengkal hatinya. Ia genggam tangannya menabur
serpihan batu kerikil di ladang hatinya sendiri.
"Supaya bisa jadi petunjuk bagi mu, bahwa aku pernah menemani mu di sini"
Katanya sesudah mengurai air mata yang basah di dadaku.

Dia juga tau bahwa sejak semula, perempuan itu tidak akan pernah menuai buah
yang kini menjadi ladang burung. Dia, laki laki sederhana itu mengerti jika kini
tubuhnya -juga hatinya dipenuhi suara kepak sayap yang terdengar hingga ke ujung air mata.

sanur-seminyak 2010