Rabu, 07 Desember 2016
Semua cemasku adalah sebuah pertanyaan mengapa hari ini hujan turun begitu gelisah
Jumat, 04 November 2016
Jakarta 18:00
Gerimis datang ke teras rumah tanpa kabar. Membawa sore menguning berguguran di garasi kita. Di langit adzan memecah mega-mega, huru hara lagi kata mu. Televisi menyala tanpa suara, membiarkan sunyi merayap di dinding dan memantul ke segala penjuru arah. Seorang demonstran berorasi di atas mimbar, matanya membakar orang-orang yang marah. Sudah jam enam, gelas kopi sudah dingin, senja mulai membereskan dirinya untuk bersiap berganti dengan malam. Kau masih membaca buku itu di suatu sudut ruangan, menatap ku sebentar lalu kembali membalik lembar-lembar puisi. Sajak tak bisa membubarkan demonstran, katamu suatu kali saat kita melintas di jalan Sudirman, sebab sajak hanya mampu berbicara kepada mereka yang meraung dalam ruang hati yang terbuka.
Selasa, 30 Agustus 2016
Sore di Cook Street
Dalam temaram lampu jalan kau lihat bintang mulai bercahaya. Bulan mulai terbit. Telepon itu tidak juga berbunyi, tidak akan pernah katamu.
Kau membaca sebuah sajak singkat yang pernah kau tulis
di suatu pulau yang jauh:
Senin, 22 Agustus 2016
Menulis Sajak
menjauh
meninggalkan kota ini. Aku.
Juga bau hujan siang tadi,
menguap
ke udara yang kini terasa asing.
Memenuhi pikiran ku dengan
kenangan kenangan
yang tak sempat menjadi impian.
Senja yang rawan, senja yang kesepian.
Lampu-lampu jalanan menyala, tetangga
mulai kembali pulang, berita telah
habis di tivi dan koran pagi telah
jadi alas untuk tidur.
kini malam telah turun
Di jakarta.
Di sudut bar yang paling
gelap, di dasar gelas yang paling
dalam, aku terasing menulis sajak
untukmu.
Singapore 2016
Sabtu, 25 Juni 2016
Kenari Menari Tarian Bakung
di halaman tempat ia mencatat hujan yang turun tidak sengaja setelah
melihatnya meninggalkan teritikan anak tangga.
Bergegas mencari batas antara bayang-bayang,
dedaunan, dan suara baling-baling yang
melintas di benaknya tiba-tiba:
Siut burung Kenari!
Ia menoleh padaku.
Kau pandangi langit itu,
wajahnya masih berduka, masih penuh debur ombak.
Masih yang sama ketika dulu
pernah kau rasakan sebaris manis luka yang teriris tipis
menghempas sisa-sisa yang masih ada ke sehampar karang.
Burung Kenari yang telah lama tak bernyanyi..
Bali - Singapore
2016
Sabtu, 07 Mei 2016
Radiasi
Jika saja aku bisa membawa mu naik kuda meluncur dari matahari terbit, padang gurun kering, berdebu. Melekat dalam pikiran ku rambut mu yang terbawa angin perlahan lahan, diam diam saja, tanpa drama. Sementara itu kita berbincang tentang elang dan jejak bintang tanpa nama. Gerhana matahari dan batara yuda pemangsa cahaya.
Sebab tak ada yang lebih menyenangkan dari bercanda tanpa filosofi. Titik temu dan pendapat pendapat yang kadang di petik dari potongan buku yang kita baca. Silang pendapat kita padamkan, toh dirimu sendiri adalah objek semesta yang menimbulkan gravitasi.
Berputar pada porosnya. Seketika semesta ikut bahagia bersama mu.
Amin YRA
Kamis, 05 Mei 2016
"
sajak sederhana untukmu,
berdua saja berdekatan
saling memeluk
tanpa berkata.
Seminyak - Singapore 2010 - 2016
Jumat, 04 Maret 2016
Ruang Hati
Lembab
Minggu, 28 Februari 2016
Sajak Pada Sebuah Bar
Melepaskan perasaan dengan
tarian yang mengundang
ular melilit
tubuh mu,
menjulurkan
lidah membius
mimpi ku tentang
perempuan dalam
remang kabut yang
muncul dari senyap
berkepanjangan.
Kamu. Mungkin.
adalah mimpi itu.
Siapa tahu
Selasa, 23 Februari 2016
Kereta dalam perjalanan ke Yogyakarta
Kota-kota tertinggal di belakang,
jalanan basah, kau kuyup
dan aku tersirap di sebelah mu.
Menggenggam jarimu sepanjang
perjalanan. Percakapan terpendam
dalam deru laju suara kereta.
Setelah stasiun menyambut kita.
Kau melambai seakan inilah
pertemuan terakhir.
Seolah musim bertanya
Kapan kau kembali?
2016