Jumat, 12 Oktober 2012

Biji Kapas dan Balai-balai

Di dalam dompet ku ada senyum mu dan kesepian yang amat asing.
Terselip dengan nyaman di antara kartu yang menyimpan nama-nama dan
sederet alamat yang tak pernah aku kunjungi. 

Seluruh rindu tumpah di sana oleh udara yang tersayat sepi.
Aku termenung mengingat mu ketika senja yang hangat dan wangi damar 
mengupas tujuh kalimat yang membawa kenangan tentang bocah ingusan
yang menyeru nama mu dari seberang sungai.

Di rekat hutan jati dan asam manggis, di tengah tandus tegalan
dan suara rindik bambu. Di tungkai ilalang dan ricik subak.
Lahirlah kesepian yang teramat asing, retak di antara jarak kasta.

Aku terjaga,
menyimpan biji kapas untuk asat rindu kita

Denpasar Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar