Minggu, 27 Januari 2013

Dermaga



Saya sering membayangkan dirimu adalah sebuah dermaga,
dengan semburat langit warna jingga dan suara-suara burung pantai yang ingin pulang.
dengan perahu-perahu kayu yang di tambatkan di tiang-tiang yang lapuk.
Dengan riak-riak kecilnya yang menabrak dinding-dinding busur perahu,
tak terasa namun sanggup membuat mereka yang tak awas
lalu tergelincir jatuh ke dalam laut mu. Dada mu.

Saya juga membayangkan perahu-perahu itu menaruh rindunya di dermaga
ketika merelakan jangkarnya jatuh di bibir mu. Menaruh tanda yang halus
agar perahu itu akan kembali lagi. Seperti sebuah janji yang harus di tepati.

Dermaga juga adalah tempat untuk berlabuh bukan?
tempat perahu bersandar dari liarnya laut, dari petulangan yang jauh
dari ombak yang mengombang-ambingkan anjungan perahu, dari angin yang mampu
merobek layar, menghantam buritan, hingga kemudian pasrah, lalu berharap badai
segera sirna. Lalu kembali menemukan riak-riak kecil itu
pada semburat langit warna jingga
dan suara-suara burung pantai yang ingin pulang

Namun,
Dermaga tanpa perahu hanyalah sebuah deretan tiang-tiang yang lapuk
dengan jembatan kayu yang berderit ketika aku menemukan mu menjelma
menjadi ombak di ujung karang

Banten 2013


Senin, 14 Januari 2013

Cangkir

Selembar kertas itu kau bolak-balik, mungkin kau mencari sesuatu di sana. Mungkin ada aku yang kau letakan sembarangan di antara halaman 38 sampai 79. Kau ambil lagi kopi mu; Ah aku suka cara mu mengangkat cangkir itu lalu meletakan di bilah bibir mu. Ah aku ingin menjadi cangkir itu agar kedua bibir kita saling bertemu setiap kali kau membaca buku sajak itu.

Seminyak 2010

Jumat, 11 Januari 2013

Januari Awal

Bagaimana caranya menulis sajak
saat perasaan seperti gurun
dengan gunung-gunung pasir
yang bergerak kesana kemari

kaktus dan kamboja
pemberianmu
masih juga kurawat
seperti dulu saat kau menyusun
hujan dan cuaca di halaman

Aku bahkan masih merangkai 
burung-burung dari kertas warna warni
agar bisa mengingatkan ku
tentang kau yang selalu
merangkai gerimis
dengan
rindu
wangi

tanah basah
dan ranting ranting 
kering yang patah

lalu kau gantung
di teritikan jendela kamar;
dengan benang yang kau pungut
dari sebuah sajak

**

Ranjang, bohlam juga gantungan kunci
yang tak bergeming
adalah penanda
aku tak pernah
bisa melepas engkau
pergi

bagaimana bisa aku melupakan
sepi 
sementara sepatu, parfum dan gelas mu
masih tertinggal di tempat
semula

Menyisakan duka yang terus menerus
dilepaskan ke udara,
kemudian aku hirup perlahan lahan
setiap hari

Menghebuskannya dan berakhir 
pada duka yang lainnya

**

Bagaimana aku bisa mengusap bersih
nafasmu
jika senyum mu masih tersisa
di bibir gelas

Menyentuh jari jari ku setiap kali
aku membersihkannya
dari sisa kopi yang tak habis

Menyisakan luka yang kembali
terbuka, berulang ulang
seperti dengung kulkas
yang tak pernah berhenti

**

Aku menyusun kembali bentuk tubuhmu
setiap pagi
di depan jendela, 
di depan pintu yang setengah terbuka,
di dadaku yang terluka.

Aku menabur kembali pori pori mu
di halaman depan,
di teras dan beranda,
agar mereka kembali
menemukan jejak sepatumu

agar bisa aku susuri lagi
jalan menuju ke pusara mu

sanur-seminyak 2010 - 2013

Rabu, 02 Januari 2013

Flu

1/
KAU tak pernah mencintai hujan, juga rindu.
yang nampak seperti penyakit yang selalu datang setiap musim hujan,
setan kecil yang membelah dirinya menjadi berjuta-juta
lalu memeluk mu begitu erat hingga memaksa kau untuk tinggal di dalam kamar,  menyusun buku-buku atau sekedar menghabiskan tisu.

Rindu yang juga sering turun berderai-derai ketika kau sedang terjebak di halte bus. Menunggu angkutan umum bernomor 42 yang sering mengingatkan mu
dengan sebuah alamat yang tercecer dalam ingatan.

2/
RINDU juga adalah virus yang diam-diam bersemayam dalam tubuh mu
saat kau lupa meluangkan waktu untuk tidur. Hanya karena menunggu balasan pesan singkat yang kau kirim  dengan sebuah harapan kecil,
seperti tablet yang warnanya merah muda.
Tablet yang pernah kau lihat di televisi yang berjanji pada mu mampu
meredakan rindu yang tak berkesudahan.
Meskipun hati kecil mu menjerit ketika kau menelannya..

2013