Selasa, 18 Maret 2014

Lelaki yang kehilangan lengan dengan seorang wanita yang bisu

Berapa kali hujan harus turun setiap kali kau jatuh kepada sepasang mata seorang lelaki?
Kau bilang di suatu malam yang gerah:
“ Aku tidak perlu di temani, perempuan bisu yang tuli seperti ini tak perlu di kasihani”

Aku memar memandang bibir mu yang bergetar ketika mengucap itu dengan bahasa isyarat.
Dengan jari tangan yang putih. Membuat aku ingin menggenggam dan menyimpannya dalam saku. Agar bisa tentram dari dunia yang tak berpihak pada mu.

Namun aku laki-laki yang tak punya lengan.
Aku tak bisa mengusap punggung telapak mu, tak bisa menggenggam mu,
tak bisa mengatakan sesuatu dengan isyarat sekalipun.

Aku hanya bisa menyentuhkan pipi ku ke telapak mu.

Dan berdoa meski kau tak mendengarnya:
“Sesungguhnya apa yang ingin aku katakan sudah kau dengar. Mata adalah telinga bagimu dan mulut bagi diriku. Aku ingin menjadi beranda yang melindungi mu dari hujan. Menyediakan ruang yang ada untuk membuat mu akhirnya merasa aman darinya. Dengan begitu Suara ku tak akan hilang meski kita berada di tengah badai yang meruntuhkan segala di sekitar kita”

Terdengar hujan turun rintik-rintik dalam dada kita masing-masing



Tanjung Karang – Sanur