Sabtu, 05 Desember 2015

Astronom

Seorang laki-laki menemukan mu bercahaya dalam gerak yang tiba-tiba melambat di tengah-tengah ruang sepi yang panjang. Ia memandang mu berbeda diantara jutaan denyut cahaya lainnya. Dari spektrum gelombang yang lirih kau menghantarkan sandi-sandi yang hanya dapat dia pahami sebagian isyarat tentang dirimu dari ruang redup itu. Pendar cahaya kebiruan itu sepakat untuk untuk membuatnya mencintaimu.

Ia mencatat mu dengan khidmat, dicarinya nama-nama indah dari kamus-kamus tua. Laki-laki itu mencatat setiap gerak mu dengan angka-angka dan rumus-rumus rumit. Menghayati masa lalu mu, menyusun masa depan mu.

Dia, laki-laki berkacamata itu memandangmu dari balik jendela kamarnya.
Ia merasa pernah menemukanmu.
Jauh di masa lalu.