Rabu, 07 November 2012

Sebelum berangkat

1/
AKU sedang memuatkan dirimu dalam diriku. Di hari sebelum aku berangkat. Sesungguhnya perjalanan adalah persinggahan sementara, fatamorgana antara jejer jendela dan perasaan rindu yang menolak terpendam sebagai rahasia. Besok lingkar cuaca akan menghampiri kita dari setiap kilometer.

2/
AKU ingin pergi jauh dari mati, aku merasa dirimu yang senang mengajakku ke mana-mana, adalah dunia yang luas dan kita berdua berperilaku apapun yang kita mau. Aku mengangankan dirimu dalam diriku di jangkau cahaya yang jatuh ke kening mu ketika kau pulang dari kantor. Sebagai isyarat bahwa jarak pulau ini dan kau di pulau sana adalah serupa kurva limit x mendekati tak terhingga. 

3/
AKU dan seluruh kata-kata dalam pusiku tak mengapa hanya akan menjadi rumusan angka diantara table excel dan setumpuk hasil statistik yang tak menyebut hujan sebagai dirinya yang selalu aku bayangkan menuntun mu melewati tepi trotoar. Dengan begitu, seluruh warta dan perih di antaranya, mengalir menjadi cerita sedih tetang akhir minggu yang sepi ke padaku. Ke titik nadir ku.

(Angin melayang menabrak jendela, aku masih terjaga tanpa alasan. Maka aku tulis puisi yang amat gelap. Sehingga aku bayangkan jika kau tiba di dalamnya. Kita akan saling berpegangan mencari cahaya, menolak terpendam dalam gulita-pada akhir yang tabah)

Slipi - Jakarta 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar