Kamis, 02 Maret 2017

Catatan dengan sebuah nama

Bagaimana aku tau dirimu yang
tertulis di selembar catatan kecil ;
hanya sebuah nama
tanpa tanda

Dua gelas kopi panas
satu untuk mu dan satu untuk ku
agar kita bisa berbincang sampai larut,
sambil aku membayangkan
wajahmu adalah segumpal
awan merah muda

mungkin awan yang manis;
karena warnanya mirip
dengan gula gula

Gula gula yang kau minta dari aku
di pesta malam,
setelah purnama ke delapan
Senyum mu mengembang
lalu berputar putar di kepala;
Coba engkau hitung berapa jerawatku?

Aku suka caramu bertanya, caramu tersenyum,
caramu menggoda, juga caramu melingkarkan lengan
yang membuat udara bergetar.
Membuat fajar nampak perawan, meski yang terlihat
adalah tujuh jerawat di wajahmu.

Jerawat yang seperti titik bintang
yang menjadi arah perjalanan
ke kotamu.
Setiap kali aku menelusuri tikungan
dan barisan tiang-tiang yang basah.
Di balik kaca jendela yang buram
oleh ribuan kenangan
berdesak desakan

Hanya untuk mengantarkan sebuah doa
ke balik selimut mu :

Ketika gerimis berhamburan, kita tidak bergegas,
Ketika jarak menjadi bias,
aku tak mengaduh.

Namun aku selalu berjanji
dalam hati:
Saat nanti kita bertemu lagi, saat rindu sudah jadi bintang yang redup,
saat lubuk-lubuk kesepian telah penuh.
Aku akan mengatakan padamu;
"hati hatilah dengan senyummu, dengan tujuh
rupa jerawatmu, dengan gula gula manis
serupa rambutmu..
Karena hanya dengan itu,
akan ada seorang pria yang mencatat mu
di sebuah catatan kecil..
Catatan dengan hanya sebuah nama tanpa tanda"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar