Kamis, 12 Juli 2012

Kursi no 14F


PESAWAT membawa kerinduan melewati lapisan-lapisan udara tipis.
Langit biru membawa turun hujan yang berlembar-lembar
Kau tak habis-habisnya mengucapkan isyarat kepada lampu
penanda sabuk pengaman yang menyala dalam risau.

KAU peluk dirimu ketika pesawat berguncang. Lengan-lengan mu
menggapai doa yang kau ucapkan ketika tubuhmu masih di bandara.
Tentang keinginan mu untuk merayakan ulang tahun ke 25
di kota seberang. Tentang ucapan yang tak habis-habis
kau amini dan tentang sebuah hadiah sederhana dari seorang laki-laki yang
membantu meniupkan lilin itu hingga padam.

Engkau bertanya pada sayap pesawat yang melingkup.
Engkau mencari-cari jawaban pada setumpuk awan.
Gerangan di mana kau sembunyikan harapan-harapan,
di mana kau letakan seluruh tujuan?

Denpasar haru oleh titik-titik air ketika pesawat mendarat di Ngurah Rai.
Udara dicampuri wangi dupa dan tanah basah.
Angin dan ranting-ranting yang tak memahami mu
tetap terus menemanimu berjalan di atas duka.
Meninggalkan semuanya di Jakarta dengan segenap luka.

Sanur 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar