Jumat, 18 Agustus 2017

Biduan

Malam muncul dari kopi dan gula yang diaduk seorang penari dangdut. Rasanya manis, semanis senyum merah biduan perapal mantra lagu-lagu kegembiraan asmara dan durhaka.

Dibawakannya lagi tembang lagu tentang penyair yg hatinya babak belur mencintai durjana yang tak kasmaran. Dalam matanya yg redup saya nyalakan rembulan 15 watt agar hati yang telah gelap dan terlupakan di kota yang ramai dengan kesepian ini jadi terang rupawan.

Dendangnya mengalun menggoyang hidup saya yang lurus. Dentum gendang dan tiupan suling yang gundah membawa saya ke sebuah rumah yang menguarkan bau keringat tubuhnya, merangkainya menjadi nada melodi bertingkat tempat segala kenang dan kesusahan tertidur di dalamnya


2017






Tidak ada komentar:

Posting Komentar