Kamis, 12 Oktober 2017

Palangkaraya

Telah ku buka jendela, sepatu mu, dan kedua kaki itu
terbenam disana lembayu madu jingga di hamparan Palangkaraya
menepis sore dengan dendang melayu dan
suara anak-anak tertawa mengejek pada rindang kaca

Ketika akhirnya langit basah diantara
kedua arus sungai maka disitulah
imajinasi kita mengapung menghadap langit-langit hotel
yang membawa ramalan tentang
masa depan, rumah-rumah dengan jendela
dan taman belakang.

pada gelak kota yang menyimpan
umpama dan kata-kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar