Kamis, 12 Juli 2012

Tanjung


Senja terasa manis di ujung lidah saat pasir hitam pesisir menggulung 
kita di ujung tanjung Enim: Balada rakit yang di kayuh ke tepi hutan bakau, 
tempat rasa sakit terasa payau

Aku menemukan pecah mu setelah berulang kali di hantam karang,
berdebur suaranya hingga ke muara air mata ku yang gersang
Lalu melebur menjadi buih-buih asin yang merasuk kedalam
luka mu hingga kau menggelinjang
menggenggam tepi layar perahu kita yang
nampak tak imbang

Kau berbisik padaku dengan lirih:
angin terus mengantar ku hingga ke pelabuhan
mendorong busur perahu hingga ke tepian..
Disanalah aku saksikan senja mengingkari janji kita

Lampung 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar