1/
Lihat di sana, luka terselubung dalam lipatan celana,
sebab cuaca tak pernah bisa ditebak maunya apa.
Kau pun buru-buru menyimpan ragu itu
ke dalam kotak makan berwarna biru.
"Untuk nanti," katamu.
Bekal untuk perjalanan panjang
menuju janji yang tak pernah sepakat:
haruskah ditemani atau ditepati?
2/
Kau memahami bahwa mungkin saja
ada kelok di ujung sana.
Mungkin saja, setelah segala upaya,
hal yang kau maklumi
ternyata harus diperbaiki.
Kita tak mungkin lagi berputar arah,
sebab kota sudah terendam oleh air mata,
gelombangnya membawa segala sumpah dan
sampah yang pernah kita buang ke dalam kepala.
Ke sana, ke mari. Kau terombang-ambing.
Celanamu basah, lukamu membusuk.
Mar 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar