Di sebuah jalan yang menanjak ia sambut derita itu sambil membaca basmalah kepada pemilik semesta yang menggodanya dengan derik jangkrik dan suara-suara gaib menggema dari roh-roh pohon cemara.
Sambil menarik nafasnya yang melayang,
ia dengar doa-doa para leluhur menjulur turun dari langit:
"O para priayayi sunyi yang santun,
lantukan lah lagu tentang pendar purnama
yang memancar menerangi tepian hutan.."
"O batu pualam yang tenang,
biarkan aku duduk di sisi para wali,
dikelilingi sukma cahaya.. berkasur raga"
Di jalan setapak itu, di langkahnya yang gemetar,
semesta bersujud di bawah kakinya
2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar